Kamis, 21 Agustus 2014

Al-quran sebagai penenang hati dan penyejuk hati

 

 Allah SWT mempunyai sifat Ar-Rahmân dan Ar-Rahîm, maka ketika Allah SWT

menciptakan manusia Allahpun menyertakan Al-Qur’an sebagai  pedoman dan

petunjuk bagi kehidupan manusia. Al Qur’an menjelaskan sesuatu baik yang

halal atau haram, urusan-urusan agama, pekerjaan dan tempat kembali manusia,

serta menjadi petunjuk bagi hati manusia,[1] maka sudah menjadi keharusan bagi

 manusia untuk menjadikan Al Qur’an sebagai  undang-undang utama kehidupan

mereka, sebagaimana firman Allah SWT :

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan 

segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang

 yang berserah diri”. (QS. An-Nahl :89).[2]

Adanya tuntutan untuk menjadikan Al Qur’an sebagai way of life secara otomatis

adanya perintah untuk mengikuti Sunnah Rasulullah SAW (baca: Hadits), karena

dengan haditslah Al Qur’an dijabarkan dan dirincikan. Al Qur’an merupakan

standar yang menjadi ukuran dan tempat dasar berfikir para shahabat.

[3] Cerminan dari aplikasi Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dapat

dilihat langsung dalam kehidupan Rasulullah SAW, karena beliaulah

 cerminan “Al Qur’an hidup” sebagai uswah hasanah bagi umatnya,

 agar mereka mengikuti kehidupan dan akhlak Rasulullah SAW.

“Sewaktu Aisyah RA ditanya tentang akhlak Rasululllah SAW, ia berkata :

 Akhlaknya adalah Al Qur’an” (HR. An Nasa’i)[4].

Al Qur’an merupakan kitab yang sempurna, mencakup segala peristiwa

 baik yang terdahulu atau yang akan datang, fenomena alam, kisah-kisah

 terdahulu, problematika manusia dan solusinya. Sebagai contoh Al Qur’an

 menceritakan tentang kegoncangan di hari kiamat dalam surat Az-Zalzalah,

 kebinasaan Fir’aun dan tentaranya yang ditenggalamkan air laut dalam

surat Yunus ayat 90. Allah SWT melalui Al Qur’an surat Al Anbiya’ ayat 35

menyebutkan bahwa setiap manusia akan mendapatkan ujian berupa ujian

 kebaikan dan keburukan (musibah).

Ketika mendapatkan musibah manusia dituntut untuk bersabar ketika

mendapatkan ujian-ujian tersebut. Musibah yang terjadi pada manusia

dan segala sesuatu yang terjadi merupakan taqdir dari Allah SWT.

Maka apabila manusia menyadari bahwa segala yang terjadi merupakan

 taqdir, maka ia akan sabar dan tenang menjalani kehidupan ini, serta

 menikmati hakikat kehidupan tersebut.[5]

Salah satu do'a yang diajarkan oleh Rasulullah saw agar jiwa kita

tenang dan tenteram adalah doa agar Al Qur'an menjadi penawar

 hati yang menghilangkan segala gundah gulana :


...?????????? ??????? ????? ???? ?????  


“…Aku memohon Engkau ya Allah dengan segala asma milik-Mu,

 yang Engkau memberi nama diri-Mu atau Engkau ajarkan kepada 

seorang makhluk-Mu, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau

 Engkau khususkan untuk diri-Mu sendiri dalam ilmu ghaib ; Hendaklah 

Engkau jadikan Al-Qur ‘an sebagai penyejuk hatiku, cahaya di dadaku,

 pelenyap duka dan kesedihanku”(HR. Ahmad 1 / 39 dan di shahihkan oleh Al-Albâni).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar